Dalam membuat suatu model kendaraan seperti roket, ilmuwan tidak harus
melakukan pengujian dengan menerbangkan roket sungguhan ke langit tapi
cukup dengan mensimulasikan penerbangannya di dalam terowongan angin.
Hal itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh angin terhadap model
roket yang dibuat. Itulah yang dilakukan oleh NASA di NASA's Ames Research Center di Moffett Field, California dengan menguji desain roket masa depan mereka, SLS (Space Launch System).
Roket
SLS sangatlah penting bagi NASA sebab roket itu adalah generasi penerus
dari pesawat ulang alik yang mereka pensiunkan beberapa waktu lalu.
Roket SLS diklaim memiliki kemampuan tinggi dengan biaya yang sangat
murah dan hemat. Biaya yang hemat ini selanjutnya dapat digunakan untuk
membiayai misi-misi NASA yang lain. Kemampuan SLS dengan kapsul Orion
sebagai modulnya, dinilai mampu untuk membawa astronot menuju asteroid dan planet Mars dan misi-misi jauh lainnya.
tes
diterowongan angin akan membuat para insiyur NASA mengetahui bagaimana
pengaruh angin terhadap roket, seberapa besar model tersebut memiliki
aerodinamika yang baik, seberapa besar getaran yang diterima roket dan
batas toleransi yang bisa diterima dan sebagainya. Sebab bila roket
mengalami getaran hebat maka akan sangat membahayakan. "Tes aeroakustik
akan diselesaikan di NASA's Ames Research Center untuk meneliti ketidakstabilan aerodinamika," ungkap John Blevins selaku pemimpin departemen Aerodinamika dan akustik di NASA's Marshall Space Flight Center, Alabama.
Setidaknya
ada empat variasi model kargo dan misi berawak dicoba dalam terowongan
angin termasuk dengan mensimulasikan roket membawa kargo seberat 77 ton.
Getaran yang muncul dari uji coba akan dianalisa. "karena getaran
sangat terlokalisasi, maka ia dapat mempengaruhi bagaimana hardware pada
roket dapat bekerja, ucap Andy Herron analis aeroakustik NASA. "Tugas
kami adalah merancang sesuatu seperti kotak avionik. Kita akan
menentukan bagimana perangkat keras atau hardware ditempatkan pada kendaraan agar tetap berfungsi dengan baik," tambah Andy.
Tes
yang dilakukan daam terowongan angin sangat ekstrem. Roket SLS diuji
dengan angin berkecepatan hingga 850 meter per detik. Harapannya calon
roket terbesar di dunia itu bisa terbang dengan baik pada 2021 nanti.
(ST, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
Sumber : http://www.astronomi.us/2013/11/roket-masa-depan-nasa-diuji-di.html
No comments:
Post a Comment